Investasi swasta terbesar energi bersih TropikaEnergi.Com--Dalam perang melawan emisi karbon, bos besar Microsoft Corp itu menyetrum pa...
Investasi swasta terbesar energi bersih
TropikaEnergi.Com--Dalam perang melawan emisi karbon, bos besar Microsoft Corp itu menyetrum para konglomerat dan inovator dunia lainnya terjun bareng ke medan tempur. Sebesar US$ 170 miliar siap dialiri sebagai amunisi industri energi bersih dunia melawan energi fosil. Inilah suntikan baru dalam revolusi energi hijau.
Jangan harap akan dikenang sebagai dermawan dan atau begawan kalau hanya menyumbangkan ide. Terlebih lagi kalau ide tersebut telah menjadi kebenaran umum dengan aneka fakta yang berkali-kali terbukti benar. Filantropis sejati adalah aksi kongkrit, sebuah terobosan yang meretas permasalahan. Terlebih lagi permasalahan tersebut menyangkut hajat hidup global.
Paradigma itulah yang menggerakan Bill Gates dalam meretas isu energi baru dunia. Ia tidak sesumbar cuma mendeklarasi perang terhadap pemanasan global dan gejolak perubahan iklim. Tapi kongkrit menggelontorkan miliaran dollar AS sebagai amunisi pertempuran. Itupun berkali-kali ia gelontorkan sebelum menggerakan para konglomerat dunia lainnya.
Jauh sebelum Perjanjian Paris 2015, komitmen dunia menurunkan emisi C02 sampai 2030, pendiri Microsoft itu telah bereksprimen selama 10 tahun untuk membangun teknologi energi bersih di Afrika. Total dana investasinya mencapai US$ 10 miliar. Mulai dari teknologi baterai, photovoltaic sampai reaktor nuklir. Gates berfikir sederhana: dengan ketersediaan energi bersih itulah masyarakat dan kalangan pebisnis benua hitam itu jadi produktif dan punya nilai tambah.
Bill Gates kembali investasi US$ 2 miliar beberapa bulan pasca Perjanjian Paris 2015 digelar. Duit pribadinya sebesar itu untuk penelitian teknologi ramah lingkungan.Tujuan utama Gates tentu bukan bermutasi jadi pengusaha energi. Sebab jangkankan mengkonversi sesama energi fosil dari minyak bumi ke gas alam dan batu bara, untuk menggeser dominasi energi fosil ke energi non-fosil ia tahu betul resiko waktu, tenaga dan biaya pasti bakal jauh lebih terkuras lagi.
Pergeseran energi berarti bukan saja merevolusi kebiasaan, tapi juga mengkompromikan sel-sel bisnis dan keuangan dunia dalam lingkup geo ekonomi dan geo politik global. Apalagi fluktuasi harga minyak dunia kerap menjadi patokan moneter sebuah negara. Sulit rasanya ia mengorbankan maha karyanya bernama Microsoft itu hanya untuk berdarah-darah terjun ke ranah yang tidak dia kuasai. Maka sontak semua pandangan mata dunia memandang keseriusan Gates dalam isu energi bersih ini tak lebih dari bentuk komitmennya; tidak hanya diucap sebatas lisan.
Persoalan emisi karbon, perlahan tapi pasti mempercepat kiamat bagi planet bumi. Sudah seperti kanker ganas pada manusia. Bila pengobatannya lambat, pasti kian menggerogoti bagian-bagian vital tubuh. Tinggal menunggu waktu seorang manusia merenggang nyawa seberapun kuatnya dia bertahan hidup.
Bukan kebetulan analogi kanker ini pula yang mengilhami Gates berani menggelontorkan dana besar, meskipun ia tahu persis secara bisnis jangka pendek-menengah bakal buntung. Yang penting: memberikan sumbangsih terhadap dunia. Pengalaman AS memerangi penyakit kanker, kata Bill Gates, persis semacam itu. Pemerintah AS menggelontorkan dana sebesar US$ 30 miliar dan US$ 5 miiar dari jumlah itu dihabiskan untuk riset kanker secara fokus dan detail. Kini hasilnya: AS memimpin teknologi dan medis kanker dunia. “Seperti proyek Manhattan dan Apollo, menghabiskan puluhan miliar dollar AS untuk riset dan pengembangannya (R&D),” ucap Gates.
Salahsatu resep kesuksesan besar seorang Gates adalah tidak menunda-nunda untuk kesuksesan. Dengan prinsip itu pula dia memandang bahwa bahaya nyata pemanasan global tidak bisa disikapi dengan biasa-biasa saja. Sibuk berdiskusi dan konferensi di sana-sini, sementara dana penggerak rekayasa teknologi energi bersih sangat terlantar di jagat investasi dunia. Ibarat bongsai, pertumbuhan industri energi bersih selalu tertatih-tatih, kematangannya tidak dihendaki. Jadilah kampanye pemanasan global omong kosong.
Bak seorang martir, komitmen nyata Bill Gates kini berbuah. Menutup akhir tahun 2016, belasan konglomerat dunia menyingsing lengan bersamanya. Untuk lebih mendorong kemajuan besar pada energi bersih dunia, mereka urunan mencapai US$ 170 miliar. Dana segar ini antara lain bersumber dari Jeff Bezos, bos besar Amazon.com Inc; Jack Ma, CEO Alibaba Group; Jhon Arnold, milyader gas alam; Richard Branson, pendiri dan pemilik Virgin Group. Termasuk Vinod Khosla dan John Doerr, dua konglomerat dunia yang telah berinvestasi sebelumnya pada energi bersih. Milyader Arab Saudi dan pendiri Kingdom Holding, Pangeran Alwaleed Bin Talal, bukanlah pengecualian. Bill Gates sendiri masih berkontribusi sebesar US$1 miliar.
Rekor investasi terbesar dalam kampiun dunia energi bersih dunia itu dikelola di bawah payung Breakthrough Energy Ventures (BEV), sebuah koalisi terebosan energi dunia, nama koalisi yang mereka garap. Investasi itu berjalan 20 tahun lamanya. Kemungkinan besar untuk menggerakan industri pembangkit listrik dan penyimpanan stok listrik, industri pangan dan transportasi berbasis energi bersih. Antara lain menggunakan energi surya, air, angin dan hidro; perkawinan energi air dan angin.
Sejak para raksasa itu berhimpun bersamanya, seperti biasa Gates selalu merendah diri. Dia sama sekali tidak mengungkit dan membanggakan dirinya yang telah melakukan kongkrit lebih awal. "Saya merasa terhormat bekerja bersama dengan para investor untuk membangun di atas dasar yang kuat dari investasi publik dalam penelitian dasar”. Tujuan kami, sambung Gates, “Untuk membantu generasi berikutnya yang lebih terpercaya, terjangkau, dan bebas emisi energi untuk dunia."
Kerendahan hati sebagaimana pernyataan di atas mengisyaratkan seakan-akan Gates baru memulai berusaha dengan memilih orang-orang terbaik untuk bekerjasama membangun kesuksesan dari bawah. Dan bukan kebetulan ini pula prinsip ala Gates dalam membesarkan Microsoft. Menikmati kerendahan hati memang selalu ciri orang besar sebagaimana prinsip yang Gates pegang: nikmati apa yang Anda lakukan sekarang, atau Anda tak akan mendapatkan kesuksesan. [] ALFI RAHMADI